-->

Hakikat Puasa Adalah Pengendalian Diri



Hakikat Puasa Adalah Pengendalian Diri ~ Saya ucapkan selamat berpuasa bagi saudara saya yang muslim dan melaksanakan ibadah puasa dan bagi yang saudara muslim yang belum melaksanakan ibadah puasa semoga terbuka hatinya untuk menjalankannya. Tentunya kita berharap puasa yang kita jalankan bukan hanya seromonial keagamaan tahunan. Artinya hanya menjalankan atau menggugurkan kewajiban semata. Tapi lebih dari itu, yaitu mendapatkan esensi dari puasa itu sendiri.

Sebelum kita membahas esensi atau hakikat puasa ada baiknya kita baca dulu definisi puasa itu sendiri seperti apa. Puasa adalah menahan makan, minum dan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dan disertai niat. Secara syariat puasa yang tidak didasari atau diawali niat maka tidak termasuk puasanya tersebut. Niat itu sendiri adanya dalam hati, sedangkan pengucaapannya adalah sunat. Oke, kita tidak akan membahas itu. Kita kembali ke pokok pembahasa yaitu puasa adalah pengendalian diri.

Dari definisi puasa di atas diketahui bahwa kita harus mengendalikan nafsu jasmani kita untuk tidak makan, minum, berhubungan badan dengan istri/suami atau hal lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Artinya kita harus mengenalikan diri dari itu semua selama berpuasa. Dari itu semua kita ambil pelajaran inti dari puasa adalah pengendalian diri.

Secara lebih luas, pengendalian diri tidak hanya terbatas pada nafsu jasmani terhadap kebutuhan biologis semata. Tapi kita diajarkan untuk bisa mengendalaikan diri terhadap nafsu-nafsu yang lain.

Kita tahu ada sebuah hadis yang menerangkan bahwa selama bulan puasa ini Allah membeleggu para setan. Kalau benar Allah sudah membelenggu para setan, mengapa masih banyak manusia yang melakukan kedzoliman terhadap manusia lain. Melakukan fitnah, adu domba bahkan sampai berujung tindakan anarkis. Bukankah itu semua adalah buah dari bisikan setan. Artinya itu adalah perbuatan setan. Kalau begitu setak tidak dibelenggu?

Pesan dari hadis tersebut di atas adalah, bahwa dengan puasa kita harus bisa membelenggu setiap setan yang mencoba mendekati dan membisiki hati kita dengan pebuatan-perbuatan keji dan munkar. Kalau selama berpuasa kita masih bebas melakukan perbuatan keji dan munkar itu artinya puasa kita belum bisa menjadi belenggu bagi setan-setan yang berkerumun di sekitar hati kita.

Melai tulisan sederhana dan singkat ini, saya mengajar semua kaum muslimin dan muslimat utnuk bisa saling menahan diri. Apalagi ini mendekati pemilihan presiden 9 Juli nanti, dimana eskalasi politik semakin memanas. Kita sebagai rakyat biasa, boleh senang dengan salah satu calon tapi jangan sampai menjelek-jelekean calon yang lain. Yang perlu kita sadar adalah, bahwa kedua pasangan tersebut adalah putar terbaik bangsa. Kalau tidak baik mana mungkin lolos tes dan maju menjadi capres dan cawapres. Kalau kita menilai salah satu pasangan merupakan pasangan yang buruk, artinya kita menilai KPU sebagai penyelenggara tidak bisa memilih pasangan yang baik untuk rakyat Indonesia.

Ingat, puasa adalah pengendalian diri. Saling menghormati, saling menjaga diri adalah pilihan terbaik bagi rakyat Indonesia. Jangan kita mudah terpropokasi dengan berabgai isu yang belum jelas kebenarannya. Kalaupun isu itu merupakan sebuah kebenaran, biarkan hukum di Indonesia yang akan menanganainya. Sebagai rakyat biasa, yang terbaik kita lakukan adalah berdoa agar Indonesia diberikan oleh Allah SWT pemimpin yang baik, yang amanah, yang mencinta rakyatnya, yang ikhlas dalam perjuangannya. Amiin.