-->

Semua Ada Porsinya

Semua Ada Porsinya ~ Porsis, dosis atau takaran ada pada segala sesuatu. Tidak hanya minum obat yang menggunakan takaran tertentu, tapi juga ada pada hal pembagian rizki dari Allah SWT. Namun tentu saja, berapa takaran untuk si fulan dan si fulan lainnya adalah hak prerogtif Allah dengan berbagai maksud dan hikmah di dalamnya.

Ada kalanya Allah SWT memberikan rizki yang banyak sebagai bonus atas ketakwaan seseorang sehingga semakin bertambah ketakwaan seseorang, namun ada kalanya Allah meberikan rizki yang sangat luas kepada seseorang sebagai bentuk ketidak pedulian Allah terhadap orang tersebut karena kekufuurannya.

Sikap terbaik yang harus dilakukan oleh seorang mukmin terhadap apapun pemberian Allah SWT adalah berkhusnudzon (berprasangka baik) kepada Allah SWT.

Ada pengalaman menarik yang saya alami sendiri. Sebagai seorang karyawan swasta dan juga seorang blogger, tentu penghasilan saya terdiri dari dua sumber yaitu penghasilan ofline dan penghasilan online. Saya tidak akan menyebtukan penghasilan online sebagai penghasilan sampingan, karena kedua-duanya tentu memberikan kontribusi yang baik untuk kehidupan saya dan keluarga.

Menariknya bagaimana?
Ketika penghasilan ofline saya bertambah (ada tambahan dari sumber pekerjaan lain) maka penghasilan online saya menurun, namun sebaliknya kalau penghasilan ofline menurun maka penghasilan online saya meningkat.

Alhasil, setiap bulannya penghasilan saya hampir tidak ada peningkatan dari bulan ke bulan. Maka saya berpikir, mungkin inilah bentuk dari ke Maha Adilan Allah SWT.

Dia Maha Tahu dengan kebutuhan saya, dan Dia juga Maha Tahu dengan kadar keimanan saya. Mungkin bisa saja, kalau dalam waktu ini saya diberi keluasan rizki, maka saya akan bersikap sombong, takabur dan menjauh dari golongan orang-orang sholeh yang selama ini saya selalu berkumpul dengan mereka di berbagai majelis ilmu.

Hmmm.... kalau begitu, inilah cara Allah SWT menyayangi saya. Allah tidak menghendaki kalau saya diberika rizki yang melimpah maka saya akan terlenda dan lupa daratan. Mungkin suatu saat nanti, ketika kadar keimanan dan ketakwaan saya sudah cukup di mata Allah, maka kala itulah Allah akan memberikan segala kemudahan. Amiin.