Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) vs Dukun Pawang Hujan ~ Hari 14 Januri 2014 tadi pukul 10 BPPT yang bekerjasama dengan TNI AU melakukan proses modifikasi cuaca. Berita ini pertama saya ketahui dari siaran radio Elsinta tadi pagi. Sebenarnya tadi pagi langsung mau ikut-ikutan menulisan tentang teknologi modifikasi cuaca ini, tapi karena ada kesibukan lain saya tunda sampai akhirnya sore hari baru bisa menulis kembali untuk mengisi halaman-halaman blog Motivasi dan Inspisrasi Hidup yang masih kosong.
Sebagai orang awam dengan teknologi, tentu pada saat mendengar berita ini dalam hati saya bertanya-tanya. Kok bisa ya? Nah pertanyaan itu juga mungkin sering muncul di benak anda ketika mendengar sesuatu yang tidak lazim. Ya, karena lazimnya hujan adalah proses alam yang menurut keyakinan orang beragama seprti saya itu adalah sepenuhnya hak prerogarif Alloh. Lah kok manusia dengan segala keterbatasannya mau mengintepensi hak prerogatif Alloh tersebut. Kok bisa ya? Hehehe......
Berdasarkan keterangan para ahli katanya teknologi modifikasi cuaca yang kemudian disingkat TMC ini prinsip dasarnya adalah bukan menghentikan hujan tapi mengalihkan hujan atau dalam isitilah kerennya mengelola pendistribusian hujan. Nah lho??? Tambah pusing lagi saya. Kok bisa hujan didistribusikan seperti pendistribusian sembakok. Hahaha.....
Tujuan utama dari digunakannya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sebenarnya adalah untuk mengurangi intensitas hujan di DKI Jakarta dan Bogor sebagai pemasok banjir utama DKI Jakarta. Kita juga tahu bahwa DKI Jakarta saat ini sedang dilanda banjir yang menyusahkan para penduduknya dan memusingkan pak Jokowi.
Dalam melakukan modifikasi cuaca, TMC menggunakan 3 strategi yaitu teknologi powder dan flair atau partikel generation. Teknologi powder sendiri dilakukan dengan cara menyebar tepung garam dapur yang sudah digiling sangat halus melebihi halusnya bedak di udara/ atmosfer. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses terjadinya hujan. Misal, ada awan yang berpotensi menurunkan hujan sedang bergerak menuju DKI Jakarta, nah sebelum sampai di langit DKI Jakarta awan tersebut dijatuhkan dengan menggunakan teknoligi powder ini. Sedangkan partikel generator adalah teknologi untuk menggangu peroses terjadi awan yang berpotensi hujan, atau istilahnya adalah memandulkan awan.
Nah, kalau begitu bisa dibilang bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca ini adalah sang pendendali awan. Jadi teringat dengan filmn Avatar, disitu kan ada pengendali awan, pengendali udara, pengendali apli, dan pengendali tanah. Hahahahaha.......
Selain itu saya juga teringat dengan dukun pawang hujan yang masih eksis di masayarakt Indonesia ini. Tidak hanya di daerah-daerah pinggiran di Ibu Kota saja katanya dukun pawang hujan ini masih sering diandalkan oleh para IO untuk membantu melancarkan acaranya.
Kalau metode TMC dalam mengendalikan hujan bisa dibaca, dinalar atau masuk akal karena teknologi yang digunakan jelas terlihat. Nah kalau dukun pawang hujan kan hanya bermodal doa-doa atau mantra-mantra yang kadang disertai pembakaran dupa atau kemenyan. Sedangkan masyarakat Indonesia secara berangasur lebih memilih berpikir sehat dengan mengandalkan logika dibanding menyakini sesuatu yang tidak bisa mereka nalar. Wah kalau begitu hadirnya TMC ini bisa mengganggu job para pawang hujan nih.
Hmmmm.... gemana nih menurut para pembaca. Kira-kira di tahun 2014 ini dukun pawang hujan masih bakalan laku gak? Atau setiap ada acara besar, IO akan menyewa TMC untuk megnendalikan hujan agar tidak mengganggu acara mereka. Terus bagaiman dampaknya dengan keyakinan umat beragama, kalau hujan yang notabene hasil karya Tuhan kok di modifikasi, kok diintervensi oleh manusia? Hmmm???