-->

Wow, 300 Juta Sebulan Dari Hasil Menjual Cacing Tanah

Wow, 300 Juta Sebulan Dari Hasil Menjual Cacing Tanah ~ Sebuah kisah sukses yang sangat menginpirasi. Saya yakin, cerita ini juga akan sangat menginspirasi anda yang memiliki jiwa wirausaha namun belum menemukan ide untuk usaha. Terkadang ide usaha pertama tidak menghasilkan, tapi justru dari ketidak berhasilan tersebut justru muncul ide gila yang akan membawa pada puncak kesuksesan. Kuncinya adalah jangan takut untuk memulai usaha, apapun itu idenya.

Hal ini juga terjadi pada seorang pengusaha budidaya cacing tanah, beliau adalah Abdul Azis Adam Maulida yang merupakan lulusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Sejak lulus dari perguruan tinggi beliau memang sudah memiliki niat kuat untuk berwirausaha. Namun niat itu terkubur lantaran tak menemukan ide usaha. Beliau memutuskan menjadi karyawan di sebuah pabrik kertas. Selama sepuluh tahun, Adam bekerja di PT Tjiwi Kimia, di Mojokerto, Jawa Timur.

Dengan pemikiran bahwa seseorang yang berkeja pada sebuah perusahaan tidak bisa berkembang karena dibatasi oleh sistem perusahaan, maka pada tahun 2010 dia memutuskan kelura dari perusahaan tempatnya bekerja dan mulai manapaki jalan di dunia wirausaha.

Usaha yang dipilihnya saat itu adalah budi daya belum, yang memang saat itu belut sedang naik daun. Namun takdir membawanya kepada arah yang tidak disangka sebelumnya. Usaha belutnya tidak berhasil, banyak belut yang dipeliharanya mati sehingga gagal panen.

Namun dari situ kemudian dia mengamati bahwa dari tempat dia memelihara belut ada yang tersisa dan tetap hidup. Yaitu cacing tanah yand dijadikan sebagai pakan belut. Wow.... jangan-jangan bukan belut yang memakan cacing tapi cacing yang memakan belut. Hehehe.....

Dari situ muncul ide untuk mengembang biakan cacing tanah, meskipun belum ada ide untuk apa cacing tanah dipelihara.

Dengan modal Rp 200.000, pak Adam membeli indukan cacing. Selanjutnya, untuk media, dia membeli kotak kayu ukuran 40 cm x 50 cm yang ditumpuk hingga 12 tingkat. Jadi, Adam tak perlu lahan yang terlalu luas.

Pada awalnya dia bingung, untuk apa cacing-cacing yang dia pelihara. Baru ketika ada seorang teman pemilik tempat pemancinga membeli cacing tanahnya, di situ mulai ada titik terang.

Kemudian dia terus mengembangkan usahanya dengan meningkatkan produksi cacingnya. Mengembangkan usaha dengan sistem plasma adalah yang dipilihnya untuk terus mengembangkan usaha dan meningkatkan produksi cacingnya.

Dengan sistem plasma, siapa pun yang bergabung akan mendapat pelatihan dari Rumah Cacing. Selanjutnya, Adam akan membeli hasil panen cacing dari anggota plasma.

Sampai saat ini, Pak Adam sudah memiliki sekitar 1.600 anggota plasma. Namun, tidak semua anggota bisa konsisten memasok cacing padanya. Dari keseluruhan jumlah anggota, sekitar 700 orang aktif menjual hasil panennya kepada Pak Adam. 

Kini Rumah Cacing miliknya yang tadinya hanya bisa memproduksi lima kilogram cacing per minggu bisa memproduksi hingga tujuh ton cacing tanah per bulan. Omzetnya pun meningkat pesat. Dalam sebulan Adam bisa mengantongi sekitar Rp 300 juta. Wow.............

Selain mengandalkan pasokan dari anggota plasma, Adam pun masih terus memproduksi cacing. Bedanya, sekarang ia sudah memperkerjakan delapan orang karyawan. Kandang cacing pun sudah tak menggunakan kotak kayu lagi. Adam membangun 100 kolam yang dibuat dari batubata. Pak Adam jadi pemasok utama cacing tanah untuk Dinas Perikanan Provinsi Jatim. Ia juga masih melayani penjualan kepada para pemilik usaha pemancingan dan pengusaha perikanan. Kini Pak Adam dikenal sebagai Bapak Cacing.

Sumber Informasi : http://www.wartawirausaha.com/2015/02/budidaya-cacing-tanah-adam-kantongi-300-juta-sebulan/