-->

Mengapa Saya Masih Miskin? Mungkin ini Jawabannya

Mengapa Saya Masih Miskin? Mungkin ini Jawabannya ~ Siapa orangnya yang tidak ingin hidup kaya raya, harta melimpah dimana-mana, semua keinginan bisa terpenuhi engan mudah. Siapapun pasti mnginginkan hidup demikian. Tapi terkadang keinginan tidak sesuai dengan kenyataan. Meskipun sudah bekerja keras, ikhtiar dengan berabagai cara, mencoba usaha berbagai didang usaha, tapi tetap saja usaha-usaha tersebut tidak juga membawa pada impian hidup untuk menjadi kaya.

Mengapa saya masih miskin?
Pertanyaan ini tertanam dalam benak hati banyak manusia, termasuk saya dan juga mungkin anda yang saat ini sedang membaca artikel ini. Kalau ya, anda saat ini memiliki perttanyaan mengapa saya masih miskin, mungkin hampir sama dengan saya. Cuma kalau saya tidak bertanya sebegitu tragisnya. Saya tidak menganggap saya sebagai orang miskin, cuma saya belum bisa kaya hidup dan belum memiliki cukup harta untuk hidup layak.
Apa bedanya? Hehehehe...........

Baiklah, katakanlan saya dan anda saat dalam kondisi yang sama. Hidup dalam segalam macam keterbatasan, terutama keterbatasan ekonomi, padahal segala usaha telah diupayakan untuk meningkatkan taraf hidup. Tidah hanya itu, doa juga selalu dipanjatkan setiap waktu hampir sama banyaknya degan helaan nafas setiap hari. Tapi, Tuhan belum juga merubah takdir miskin kita menjadi takdir kaya raya.

Ketika saya bertanya, mengapa saya masih hidup miskin. Maka saya teringat dengan salah satu ayat Al-quran yang mengatakan "Allah tidak memberikan cobaan kepada manusia, kecual sesuai dengan kemampuannya"

Dari situ saya berpikir, kalau kemiskinan, hidup dalam kekurangan ini merupakan ujian dari Allah, itu artinya Allah sayang kepada saya karena setelah ujian ini selesai dan saya lulus dalam ujian ini, maka Allah akan meninggikan derajat saya.

Tapi ujian juga tidak selamanya dalam bentuk kesusahan, kemiskinan dan hidup dalam segala macam kekurangan. Terkadang hidup kaya raya juga bisa merupakan ujian bagi manusia. Ketika diberikan kekayaan apakah seseorang akan peka terhadap kemiskinan oran lain, atau justru bertepuk dada menganggap diri paling istimewa. Mampukah seseorang ketika diberika kekayaan, membelanjakan hartanya di jalan yang diridloi Allah SWT, atau justru untuk jalan maksiat dan menentang Allah.

Ketika berpikir demikian, maka saya menganggap Allah juga sayang kepada saya. Allah Maha Tahu dengan kadar keimanan saya. Allah maha tahu dengan kemampuan saya mengembang amanat berupa harta melimpah dari-Nya. Mungkin, kalau saja saat ini Allah menganugrahkan saya kekayaan melimpah, saya akan bertolak pingagang dan bertepuk dada sambil berkata "Nih saya bisa kaya hanya dengan mengandalkan internet dan blog gratisan" Hehehehe..................

Ya, ketika saya berpikir demikian maka saya mengambil sebuah kesimpulan bahwa semuanya sudah ada takarannya masing, dan yang maha tahu dengan takaran untuk saya dalah Dzat yang telah mencipatakan saya yakni Allah SWT. Saat ini inilah yang terbaik untuk saya dan keluarga saya, dan adapun kesusahan dan kesulitan maka saya kembalikan kepada Allah untuk memberikan jalan keluarnya.

Satu hal yang saya pegang sebagai seorang muslim, ketika mendapat kesulitan dan kesusahan maka saya akan meminta tolong kepada Allah SWT dengan sholat dan sabar.
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar"

Alhamdulillah, selalu ada jalan keluar terbaik dari Allah SWT, meskipun saya belum bisa hidup kaya raya, paling tidak saya tidak hidup dalam kekuarangan (kurang sandang, pangan dan papan). Ada banak sekali ni'mat Allah yang harus saya syukuri selain dari harta.