Ayo Share!!! Lakukan Tes Sederhana Untuk Mengatahui Pembalut yang Aman ~ Wanita sangat akrab dengan yang namanya pembalut. Setiap wanita dewasa pasti pernah dan masih menggunakan pembalut. Apalagi bagi anda wanita yang masih subur. Setiap datang bulan pasti mamakai pembalut.
Tujuan menggunakan pembalut adalah agar wanita tetap nyaman meskipun sedang kebanjiran tamu bulanan. Namun selain nyaman, pembalut juga harus aman untuk kesehatan. Emang ada pembalut yang tidak aman bahkan mebahayakan kesehatan? Jawabannya ada.
Berdasarkan penelitian ditemukan sekitar 107 bakteri adap pada per milimeter persegi pembalut. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan pembalut sebagai sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja. Itu kalau dipakai dua jam, bagaimana jika lebih dari 2 jam bahkan bisa seharian penuh. Hmmmm.... gak kebayang tuh bakteri berkembang biak di sekitar daerah keanitaan.
Hal tersebut tiada lain disebabkan karena banyak sekali produk pembalut abal-abal dengan kualitas buruk. Banyak sekal pembalut yang terbuat dari kertas koran, kardus, karton bekas, yang pasti penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, bukan terbuat dari kapas asli, yang kemudian bahan baku tersebut menggunakan bahan kimia mengandung khlor untuk pemutihan, sterilisasi kuman, dan menghilangkan bau.
Menurut Dr. Boyke, zat pemutih pada pembalut bisa memicu keputihan abnormal, infeksi dan resiko kanker servik.
Lalu bagaimana cara mengetahui apakah pembalut aman atau tidak. Ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah pembalut wanita aman atau tidak. Silakan lakukan 2 cara tes untuk mengetahui pembalut yang aman berikut ini :
Tujuan menggunakan pembalut adalah agar wanita tetap nyaman meskipun sedang kebanjiran tamu bulanan. Namun selain nyaman, pembalut juga harus aman untuk kesehatan. Emang ada pembalut yang tidak aman bahkan mebahayakan kesehatan? Jawabannya ada.
Berdasarkan penelitian ditemukan sekitar 107 bakteri adap pada per milimeter persegi pembalut. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan pembalut sebagai sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 2 jam saja. Itu kalau dipakai dua jam, bagaimana jika lebih dari 2 jam bahkan bisa seharian penuh. Hmmmm.... gak kebayang tuh bakteri berkembang biak di sekitar daerah keanitaan.
Hal tersebut tiada lain disebabkan karena banyak sekali produk pembalut abal-abal dengan kualitas buruk. Banyak sekal pembalut yang terbuat dari kertas koran, kardus, karton bekas, yang pasti penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, bukan terbuat dari kapas asli, yang kemudian bahan baku tersebut menggunakan bahan kimia mengandung khlor untuk pemutihan, sterilisasi kuman, dan menghilangkan bau.
Menurut Dr. Boyke, zat pemutih pada pembalut bisa memicu keputihan abnormal, infeksi dan resiko kanker servik.
Lalu bagaimana cara mengetahui apakah pembalut aman atau tidak. Ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah pembalut wanita aman atau tidak. Silakan lakukan 2 cara tes untuk mengetahui pembalut yang aman berikut ini :
Cara Tes Untuk Mengetahui Pembalut yang Aman Pertama
- Suntikkan 35 – 50 ml/cc air pada permukaan pembalut (air sebagai zat cair pengganti darah).
- Diamkan beberapa saat lalu tekan selembar tisu yang ditaruh pada permukaan pembalut tersebut. Ini adalah posisi saat wanita duduk, ada tekanan pada pembalut.
- Apa yang terlihat? Apakah tisu basah? Kalau tisu basah, ini menandakan daya serap pada pembalut kurang baik.
Cara Tes Untuk Mengetahui Pembalut yang Aman Kedua
- Siapkan ½ (setengah) gelas air putih, usahakan gunakan gelas yang bening atau transparan agar bisa melihat proses yang terjadi dan juga sediakan alat pengaduk (contoh: sumpit)
- Sobek pembalut dan ambil bagian inti pembalut yang ada di dalamnya (bahan penyerap, kapas). Masukkan ke dalam gelas berisi air sebagian dari bagian inti pembalut tersebut, lalu aduk.
- Apa yang terlihat? Apakah bagian inti pembalut hancur, seperti pulp kertas dan air berubah menjadi keruh? Kalau jawabannya iya, ini menandakan pembalut menggunakan bahan yang kurang berkualitas dan memakai zat pemutih.