-->

Tips Membeli Rumah Agar Dapat Rumah Terbaik Harga Murah

Tips Membeli Rumah Agar Dapat Rumah Terbaik Harga Murah | Ingin dapat rumah terbaik dengan harga murah. Ya,siapa saja yang namanya pembeli pasti menginginkan barang berkualitas terbaik dengan harga termurah. Apakah bisa mendapatkan produk berkualitas dengan harga murah? Bisa!!!

Salah satu contohnya adalah membeli rumah di perumahan. Jika anda ingin mendapatkan rumah berkualitas dengan harga murah maka harus pintar-pintar dalam membelinya. Mencari dan memilih perumahan seperti halnya mencari jodoh. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih lokasinya. Generasi tua suku Jawa sering kali menyamakan rumah dengan “pulung”, yakni anugerah bagi mereka yang memang berjodoh. Menurut kepercayaan mereka, orang yang membeli rumah, baik rumah baru maupun second, berarti mendapat “pulung”.

Tips Membeli Rumah Agar Dapat Rumah Terbaik Harga Murah - Saat ini ada banyak sekali rumah yang ditawarkan penjual, baik yang berada di dalam kompleks perumahan, maupun di luar kompleks perumahan. Rumah-rumah itu ditawarkan oleh banyak pihak, antara lain pengembang perumahan itu sendiri, broker properti, dan orang yang akan menjual rumahnya.
tips membeli rumah di perumahan
sumber image : http://modelrumahterbaru.com


7 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Membeli Rumah di Perumahan


1. Lihat siapa pengembangnya

Rumah sebagai unit properti khususnya yang dibeli dengan kredit akan melibatkan komitmen jangka panjang. Di sinilah unsur kepercayaan berperan penting dalam bisnis peroperti. Ketika Anda menyerahkan uang tanda “jadi” dan uang muka, berarti Anda percaya bahwa pengembang akan menjaga kepercayaan Anda.

Maka pertimbangkan pengembang yang bisa dipercaya ketika memilih unit properti di sebuah lokasi. Caranya? Cari informasi apakah pengembang yang bersangkutan dapat tepat waktu dalam membangun dan menyerahkan produknya (rumah) dalam proyek sebelumnya.

Kalau perlu Anda mengecek apakah pengembang tersebut mempunyai cacat atau tidak dalam memenuhi janji pada saat serah terima rumah. Hal ini penting mengingat banyaknya pengembang yang melakukan wanprestasi. Dalam beberapa kasus hukum juga terjadi bahwa pengembang tidak kunjung membangun rumah.


2. Lihat tema dan masterplan proyek perumahan

Dengan simulasi komputer, Anda dapat melihat brosur yang disodorkan pengembang dengan visualisasi yang dapat menggambarkan tema dan masterplan perumahan itu. Keduanya merupakan identitas proyek perumahan. Kalau tema dan masterplan nya adalah kota taman, maka di lokasi itu tentunya tidak dibangun kawasan industri.

Pembangunan kawasan industri di sebuah wilayah mungkin akan membuat wilayah tersebut menjadi bising, tetapi peluang bisnisnya besar kalau harga properti di wilayah tersebut meningkat. Di sisi lain, kota taman mungkin menawarkan lingkungan hunian yang tenang, tetapi harga propertinya mungkin juga akan “tenang-tenang” saja. Oleh karena itu, cari lokasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

3. Lihat apakah pengembang menjalankan divisi manajemen estate (ME)


Selain membangun fasilitas, kondisi fisik lingkungan dapat juga memengaruhi nilai jual rumah di kemudian hari. Oleh karena itu, cari informasi mengenai rencana pengembang jangka panjang terhadap kawasan yang dikembangkan. Kantong-kantong lahan kosong harus dijaga agar tidak tiba-tiba berkembang menjadi daerah kumuh karena pengembangan yang tidak disiplin.
Bagaimana langkah dan upaya pengembang agar harga rumah di kompleks tersebut tidak akan jatuh di kemudian hari, misalnya karena pemburukan lingkungan dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat dari seberapa bagus divisi manajemen estate yang mengelola masalah-masalah, seperti sampah, fasilitas, dan asosiasi pemilik.

4. Bagaimana suplai air bersihnya

Masalah air bersih di Jakarta dan kota besar lain tetap menjadi persoalan klasik. Hingga kini, masalah tersebut belum terpecahkan, meskipun telah ada perusahaan air minum daerah (PDAM), beberapa di antaranya bekerja sama dengan perusahaan asing.

Pasokan air bersih ke rumah warga sering tersendat, bahkan macet sama sekali. Kualitas air juga menjadi bahan keluhan. Dalam hal ini, air sumur tampak menjadi solusi. Alasannya, air sumur bisa dibilang gratis, di luar ongkos listrik untuk pompanya. Namun, tidak selamanya air sumur baik. Kini, semakin sering, kita mendengar bahwa air sumur terkontaminasi air laut atau limbah industri. Kalau dikonsumsi selama bertahun-tahun bisa mengganggu kesehatan.

Untuk itu, Anda harus menanyakan kepada pengembang, bagaimana pasokan air bersih di lokasi perumahan miliknya; apakah menggunakan air sumur atau air dari PDAM. Kemudian, jangan lupa tanyakan juga kepada tetangga sebelah, bagaimana kualitas air minumnya.

5. Kelengkapan fasilitas

Pada umumnya rumah di kompleks perumahan ditawarkan bersamaan dengan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti kolam renang, penampungan air, jaringan listrik, telepon, alat pemadam kebakaran, pengelolaan air limbah (sewage treatment plan), sarana ibadah, dan tempat kesehatan.

Fasilitas itu memenuhi kebutuhan konsumen akan fungsi rumah dan juga gaya hidup. Pemilihan yang seksama tentang tingkat ketersediaan fasilitas akan memberikan peluang lebih besar untuk memperoleh capital gain. Umumnya, pengembang menghindari pembangunan fasilitas lengkap sejak awal karena berpotensi merugikan pengembang dengan mengeluarkan biaya tinggi di awal, dan kalau ada resesi biaya tersebut tidak kembali. Fasilitas yang lengkap sejak awal membuat pembeli membayar lebih besar.

Pembangunan fasilitas yang bertahap akan meningkatkan nilai properti sesuai dengan tingkat pengembangan fasilitasnya dan memberikan manfaat kepada pembeli pertama. Dengan kata lain, fasilitas yang belum lengkap dapat memberi peluang kenaikan harga rumah. Namun, faktanya menunjukkan bahwa banyak pengembang yang mengingkari janji untuk membangun fasilitas.

6. Kualitas

Tanpa adanya lembaga standardisasi seperti di negara maju, maka unit properti bisa dibangun dengan kualitas yang berbeda. Konon inilah salah satu kendala yang membuat bisnis efek beragun mortgage (mortgage-based securitization) sulit berkembang di Indonesia.
Dalam kaitan ini, maka penting bagi calon pembeli rumah untuk mempertimbangkan aspek kualitas, baik kualitas fisik rumah, jalan, maupun lingkungan.

4. Partisipasi warga

Meski bukan jaminan, kerja sama antarwarga dapat membuat sebuah kompleks perumahan lebih nyaman dan aman dihuni. Oleh karena itu, pada umumnya pengembang menggalakkan partisipasi pemukim untuk berperan serta dalam menangani kebutuhan lingkungan. Misalnya, mendukung dibentuknya home owner association, seperti RT dan RW di perkampungan yang nantinya akan menangani masalah yang ada di dalam perumahan secara swadaya. Namun, kadang-kadang, upaya mobilisasi yang diprakarsai pengembang tidak berjalan baik.

Cara Mendapatkan Harga Uang Muka Murah

Hampir semua penjual properti memberikan diskon, hadiah, cash back, subsidi dan mungkin bentuk lainnya. Apapun yang diberikan oleh penjual, secara finansial bisa dikonversi dalam bentuk nominal uang.

Nah beda penempatan nominal sebagai pengurang (atau diskon) akan membedakan hasil akhir. Berikut perbandingannya.
Misalkan harga jual rumah di dalam daftar harga adalah Rp250 juta. Diskon yang diberikan senilai 10 persen atau 25 juta dalam bentuk nominal. Dalam perhitungan normal maka :
Harga Jual Rp250.000.000
Diskon Rp25.000.000
——————————– (-)
Harga net Rp225.000.000
Uang Muka Rp45.000.000
——————————– (-)
KPR Rp180.000.000
Nah bagaimana caranya agar uang muka bisa lebih rendah? Adalah dengan cara mengurangkan diskon bukan pada harga, tetapi pada uang muka. Begini perhitungannya .
Harga Jual Rp250.000.000
Uang Muka Rp50.000.000
————————— (-)
KPR Rp200.000.000
Uang Muka Rp50.000.000
Diskon Rp25.000.000
————————— (-)
Uang Muka Bersih Rp25.000.000
Sekarang Anda pilih yang mana?
Uang muka Rp45 juta dengan angsuran Rp1,934 juta per bulan selama 15 tahun
Uang muka 25 juta dengan angsuran Rp2,149 juta per bulan selama 15 tahun
Cara kedua adalah cara bagaimana agar uang muka lebih ringan dari yang seharusnya. Tentu ada beberapa hal yang harus menjadi konsekuensi atas metode kedua. Yakni angsuran rumah menjadi lebih tinggi, biaya pajak sedikit lebih tinggi, biaya administrasi KPR menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil dari metode pertama. Tetapi pilihan ada di Anda sebagai pembeli atau investor properti.

Sumber : www.liputan6.com