-->

11 Startup Indonesia Yang Sukses Dengan Nilai Milyaran Rupiah

11 Startup Indonesia Yang Sukses Dengan Nilai Milyaran Rupiah | Perkembangan startup di Indonesia sangat menggembrikan. Saat ini sudah ada 1.500-an startup lokal yang berdiri di Indonesia. Jumlah tersebut tentu akan terus bertambah seiring semakin banyaknya orang yang terispirasi.

Dari sekian banyak startup lokal di Indonesia, ada beberapa yang memiliki potensi lebih tinggi dari lainnya. Mereka bahkan telah mendapat pendanaan besar-besaran dari para investor. Dalam beberapa tahun ke depan, tidak menutup kemungkinan bagi startup-startup berikut ini untuk bertransformasi menjadi perusahaan besar Sobat Studentpreneur.

aCommerce

Berawal dari Thailand, aCommerce merupakan startup yang bergerak pada bidang logistik e-commerce dan pengadaan. Mereka berhasil menggaet klien-klien besar seperti Lippo Group, Matahari Mall, dan Sinar Mas. Tidak heran jika pada tahun 2014 lalu, aCommerce berhasil mendapatkan pendanaan seri A terbesar di Indonesia, yakni senilai US$ 10,7 juta (sekitar Rp 144,4 miliar). Melalui Tech in Asia, Paul Srivorakul sebagai CEO aCommerce mengatakan bahwa meskipun berasal dari Thailand, Indonesia telah menjadi wilayah operasi terbesar bagi bisnis startup-nya.

Bridestory

Anda yang sudah menikah tentu paham bagaimana repotnya melakukan persiapan pernikahan. Sebagai online wedding marketplace, Bridestory hadir untuk membantu menghubungkan vendor dengan para calon pengantin. Melihat besarnya potensi yang ada, Rocket Internet pun memberikan pendanaan senilai tujuh digit pada bulan Maret 2015 lalu. Hal ini cukup mengundang keheranan karena Rocket Internet jarang sekali berinvestasi di luar bisnis startup mereka sendiri. Sejak saat itu, Bridestory terus menunjukkan perkembangan. Mereka bahkan bekerja sama dengan MediaCorp dari Singapura untuk berekspansi ke negara-negara Asia Tenggara lainnya.

eFishery

Anda mungkin belum terlalu familiar dengan startup satu ini. eFishery merupakan startup yang menyediakan solusi teknologi untuk pengelolaan kolam ikan komersil. Produk andalan mereka adalah alat pemberi makan otomatis yang dipasang di kolam. Menariknya, produk tersebut juga mampu mendeteksi tingkat nafsu makan ikan. Melihat kompetisi yang masih minim padahal potensinya cukup besar, sebuah perusahaan investasi akuakultur dari Belanda pun memberikan pendanaan kepada eFishery. Langkah tersebut juga diikuti oleh perusahaan pendanaan lokal, Ideosource.

Fabelio

Startup yang menyasar e-commerce lokal untuk penjualan furnitur ini didirikan oleh Christian Sutardi, seorang entrepreneur lokal yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan Hill Ventures dan Rocket Internet. Melihat tingginya potensi pasar furnitur di Indonesia, 500 Startups memberikan bantuan pendanaan mereka kepada Christian. Saat ini, Fabelio disebut-sebut menjadi salah satu saingan berat Livaza, perusahaan e-commerce yang juga bergerak di bidang furnitur.

Happy Fresh

happyfresh
Pernah mendengar layanan Instacart? Kira-kira seperti itulah sistem kerja Happy Fresh. Bergerak pada bidang aplikasi pengiriman bahan makanan, Happy Fresh tidak memiliki gudang untuk bahan-bahan makanan tersebut. Mereka hanya merekrut para pengantar yang akan berbelanja sesuai dengan pesanan pelanggan. Pada bulan September 2015 lalu, Happy Fresh berhasil mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$ 12 juta (sekitar Rp 161,9 miliar) dari grup investor yang dipimpin oleh Vertex Ventures dan Sinar Mas Digital Venture.

HijUp

Beberapa tahun belakangan ini, bisnis busana muslim di Indonesia sedang berkembang pesat. Salah satu startup yang sukses menjalankan bidang tersebut adalah HijUp. Berdasarkan data yang dilansir oleh Tech in Asia dari laporan Thompson Reuters dan Bidang Perdagangan dan Industri Dubai, busana muslim diprediksi akan mengambil 11,2% dari total belanja fashion global dalam tiga tahun ke depan.
Tidak heran jika grup investor dari Ventor Capital, 500 Startups, dan Emtek memberikan pendanaan dengan nilai mencapai tujuh digit. Hijup juga menjadi salah satu dari enam startup lokal lain yang terpilih untuk mengikuti ajang Google Launchpad Accelerator di Silicon Valley, Amerika Serikat. Acara terebut merupakan program pembinaan startup dengan fasilitas mentor dan sokongan dana hingga US$ 50.000 (sekitar Rp 666 juta) tanpa adanya keterikatan saham,

Jualo

Bergerak pada bidang e-commerce, Jualo menawarkan jasa yang kurang lebih sama dengan OLX Indonesia yang sudah lebih dulu dominan. Meski masih berada dalam tahap pengembangan, tahun lalu Jualo berhasil menggaet pengunjung hingga dua juta dalam waktu sebulan. Jualo bahkan pernah memfasilitasi transaksi lebih dari US$ 100 juta. Potensinya yang cukup besar berhasil menarik perhatian Mountain Kejora dan JWC Ventures untuk memberikan pendanaan.

Kudo

E-commerce sepertinya menjadi sektor bisnis yang paling ramai dijajal. Kudo adalah salah satu startup yang ikut menempuh jalan tersebut. Menariknya, Kudo lebih dari sekadar berjualan. Mereka memiliki tujuan untuk mengenalkan e-commerce kepada siapa pun yang belum pernah mencobanya. Pada awal perkembangannya dulu, Kudo bahkan membangun beberapa mesin dan menempatkannya di berbagai mall dan area publik lain agar orang-orang bisa membeli produk e-commerce. Kini, Kudo mulai mempekerjakan para agen untuk memandu para pengguna yang baru mencoba layanan mereka untuk pertama kali. Potensi yang dimiliki Kudo tersebut berhasil menarik sejumlah investor di Indonesia, termasuk Emtek Group.
  

Qraved

Didirikan pada tahun 2013, Qraved merupakan startup yang bergerak pada bidang direktori dan reservasi kuliner. Melalui website dan aplikasinya, Qraved berusaha membantu orang-orang untuk menjawab kebingungan ketika harus memiliki tempat makan, caranya dengan menyediakan artikel menarik, ulasan dari komoditas, hingga penawaran diskon dan reservasi.
Awalnya, Qraved hanya mampu menjangkau wilayah Jakarta dan Bali, namun sejak mendapat pendanaan seri B sebesar US$ 8 juta dari beberapa investor sekaligus, Qraved pun melakukan ekspansi ke Bandung. Pendanaan tersebut dipimpin oleh Richmond Global Ventures dan Gobi Partners. Beberapa investor lama Qraved seperti Convergence Ventures, 500 Startups, Toivo Annus, dan M&Y Partners juga turut kembali menanamkan modal mereka di Qraved.

Ruang Guru

Didasari oleh passion terhadap dunia pendidikan, Ruang Guru hadir untuk menghubungkan siswa potensial dengan para pengajar untuk belajar di luar sekolah atau universitas. Topik pembelajarannya pun luas, mulai dari mata pelajaran seperti Matematika, Fisika hingga musik. Hingga kini, setidaknya sudah ada lebih dari 22.000 pengajar yang siap terhubung dengan para pelajar di Indonesia. Tidak heran jika Venturra Capital dan East Ventures memberikan dukungan investasi senilai tujuh digit dolar AS pada akhir tahun 2015 lalu. Dengan segala bentuk dukungan dan SDM yang dimiliki, Ruang Guru berambisi untuk menjadi penyedia layanan pendidikan berbasis teknologi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

YesBoss

Jika pernah menonton film Her, konsep asisten personal berbasis teknologi pasti sudah tidak asing lagi buat anda. Melalui YesBoss, anda bisa mendapatkan layanan asisten pribadi berbasis SMS untuk melakukan tugas tertentu, seperti membeli tiket film atau makanan. Buat anda yang memiliki kesibukan tingkat tinggi atau sedang malas melakukan sesuatu akan sangat cocok menggunakan layanan ini. Tahun lalu, YessBoss berhasil mendapatkan pendanaan dari beberapa investor sekaligus, yakni 500 Startups, Convergence Ventures, dan IMJ Investment Partners.

Bagaimana menurut anda Sobat Studentpreneur? Apakah sebelas startup di atas akan benar-benar mampu mengembangkan bisnisnya hingga bernilai milliaran rupiah? Bukan tidak mungkin jika nantinya startup anda yang justru memiliki potensi. Jika ada yang bisa dipelajari dari mereka, yakni kejelian dalam melihat dan memanfaatkan peluang, serta didukung dengan adanya inovasi.

Sumber : https://studentpreneur.co/blog/11-startup-indonesia-yang-bernilai-milliaran-rupiah-dan-mungkin-belum-pernah-kamu-dengar/