Untuk Berbuat Baik, Janganlah Menunggu Waktu ~ Di sebagian banyak orang, mereka sering mengatakan, saya akan menyumbang masjid sekian juta kalau nanti saya sudah kaya, saya akan menyumbang panti asuhan rutin setiap bulan nanti kalau sudah memiliki gaji bulanan 3 juta ke atas, atau bahkan lebih menyedihkan lagi ada yang mengatakan saya akan membahagiakan ibu saya nanti kalau saya sudah kaya.
Anda juga tentu sering mendengar kalimat-kalimat seperti di atas entah itu dari teman, saudara, tetangga atau bahkan anda sendiri yang mengucapkannya. Ya, pada intinya dengan mengucapkan kalimat-kalimat di atas, anda, saya, kita semua sedang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar berbuat baik harus menunggu kaya, apakah benar memberi harus menunggu ada lebihan, apakah benar membahagiakan orang tua harus dengan harta.
Menurut saya, tidak demikian. Kita harusnya belajar untuk bisa berbuat baik kapan saja, memberi kapan saja, dan membahagiakan kapan saja. Memberi tidaklah harus banyak, menyumbang tidaklah harus menunggu ada lebihan, membahagiakan tidaklah harus dengan harta.
Apalah artinya memberi banyak kalau cara memberikannya menyaikit hati. Misal dengan memberikan sesuatu di barengi dengan kata-kata yang menyinggung perasaan, maka itu tidak akan lebih bearti dibanding dengan memberi 1000 rupiah dengan tanpa kata-kata sekalipun. Kalau memberi harus menunggu lebihan, kapan manusia akan merasa ada lebihan. Setahu saya manusia selalu ada dalam kekurangan. Ketika dia memiliki uang 1000 ia katakan, ah kalau punya uang 10.000 mungkin bisa ada lebihan, tapi kenyataannya ketika ia mendapatkan uang 10.000 ternyata keinginannyapun bertambah bahkan melebihi kemampuan uang 1000, akhirnya merasa kekurangan lagi.
Membagiakan orang tua tidaklah harus dengan memberi uang banyak. Cukup datang bersilaturahmi, sungkem dan memohon maaf serta meminta ridlo, kemudian memberikan makanan yang paling disuakinya yang mungkin harganya tidak seberapa, itu juga sudah membuat orang tua bahagia.
Jadi, kalau saat ini anda, saya, kita semua memiliki niatan baik, langsung kerjakan. Jangan menunggu waktu yang entah kapan datangnya. Menunggu waktu kaya, menunggu waktu diangkat menjadi PNS, menunggu waktu menjadi pengusaha sukses. Ah, apa yang bisa kita lakukan saat ini, lakukanlah yang terbaik. Oke, berbuat baik, janganlah menunggu waktu.
Anda juga tentu sering mendengar kalimat-kalimat seperti di atas entah itu dari teman, saudara, tetangga atau bahkan anda sendiri yang mengucapkannya. Ya, pada intinya dengan mengucapkan kalimat-kalimat di atas, anda, saya, kita semua sedang menunda-nunda untuk berbuat kebaikan. Yang menjadi pertanyaan, apakah benar berbuat baik harus menunggu kaya, apakah benar memberi harus menunggu ada lebihan, apakah benar membahagiakan orang tua harus dengan harta.
Menurut saya, tidak demikian. Kita harusnya belajar untuk bisa berbuat baik kapan saja, memberi kapan saja, dan membahagiakan kapan saja. Memberi tidaklah harus banyak, menyumbang tidaklah harus menunggu ada lebihan, membahagiakan tidaklah harus dengan harta.
Apalah artinya memberi banyak kalau cara memberikannya menyaikit hati. Misal dengan memberikan sesuatu di barengi dengan kata-kata yang menyinggung perasaan, maka itu tidak akan lebih bearti dibanding dengan memberi 1000 rupiah dengan tanpa kata-kata sekalipun. Kalau memberi harus menunggu lebihan, kapan manusia akan merasa ada lebihan. Setahu saya manusia selalu ada dalam kekurangan. Ketika dia memiliki uang 1000 ia katakan, ah kalau punya uang 10.000 mungkin bisa ada lebihan, tapi kenyataannya ketika ia mendapatkan uang 10.000 ternyata keinginannyapun bertambah bahkan melebihi kemampuan uang 1000, akhirnya merasa kekurangan lagi.
Membagiakan orang tua tidaklah harus dengan memberi uang banyak. Cukup datang bersilaturahmi, sungkem dan memohon maaf serta meminta ridlo, kemudian memberikan makanan yang paling disuakinya yang mungkin harganya tidak seberapa, itu juga sudah membuat orang tua bahagia.
Jadi, kalau saat ini anda, saya, kita semua memiliki niatan baik, langsung kerjakan. Jangan menunggu waktu yang entah kapan datangnya. Menunggu waktu kaya, menunggu waktu diangkat menjadi PNS, menunggu waktu menjadi pengusaha sukses. Ah, apa yang bisa kita lakukan saat ini, lakukanlah yang terbaik. Oke, berbuat baik, janganlah menunggu waktu.