-->

Penentuan 1 Romadhon 1434 H Muhammadiyah dan NU



Penentuan 1 Romadhon 1434 H Muhammadiyah dan NU ~ Alhamdulillah saat ini kita sudah berada di bulan syaban kembali, dan insya Alloh dua minggu ke depan sudah masuk kembali bulan Romadhon. Kita patut berbahagia, karena Alloh masih memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali menikmati bulan Romadhon yang penuh berkah.

Bulan Romadhon merupkana dimana semua amal baik pahalanya digandakan. Maka sudah sewajarnya kita merasa berbagian menyambut bulan Romadhon. Lalu kapan puasa romadhon akan dimulai. Tentu 1 Romahon lah. Hahaha......

Pertanyaan yang tepat adalah, kapan jatuhnya tanggal 1 Romadhon 1434 H? Di indonesia ada 2 organisasi Islam besar yang sangat berpengaruh, yaitu NU dan Muhammadiyah. Paling tidak 2 organisasi inilah yang menjadi rujukan muslim Indoensia dalam memulai puasa nanti. Lalu kapan kedua organisasi tersebut memulai 1 Romadhon.

1 Romadhon 1434 H Menurut NU
Mari kita mulai dari NU terlebih dahulu. NU atau Nahdlotul Ulama memprediksikan bahwa 1 Romadhon akan jatuh pada antara tanggal 9 dan 10 Juli 2013. Namun sebagaimana tradisi NU, tetap 1 Romadhon akan ditetapkan setelah dilakukan rukyatul hilal atau melihat bulan secara fisik, bukan perkriaan semata. Untuk lebih menguatkan artikel ini, berikut saya kutip prediksi 1 Romadhon 1434 H langsung dari situs resmi NU www.nu.or.id

Surabaya, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim) memprediksi awal Ramadhan 1434 Hijriah akan jatuh pada 9 atau 10 Juli 2013, namun NU tetap melakukan rukyatul hilal atau melihat hilal/bulan sabit secara kasat mata.

"Prediksi tanggal 9 Juli atau 10 Juli itu merujuk pada empat kitab dan satu rumus modern yang digunakan ahli hisab di lingkungan NU, namun kami tetap melakukan rukyatul hilal," kata koordinator Tim Rukyatul Hilal PWNU Jatim, HM Sholeh Hayat, di Surabaya, Ahad.

Menurut dia, waktu ijtimak yang merupakan konjungsi (pertemuan secara astronomis antara rembulan dengan matahari) terjadi pada hari Senin Pon tanggal 8 Juli sekira pukul 14.10 WIB - 14.17 WIB.

"Namun, kitab Sullamun Nayyiren menyebut ijtimak terjadi pada 12.07 WIB, dengan demikian irtifak hilalnya setinggi 02,45 derajat, sedangkan tiga kitab menyebut irtifak masih di bawah ufuk antara 0,16 hingga 0,31 derajat," katanya.

Ketiga kitab, yakni Nurul Anwar, Irshodul Jadid dan Irshodul Murid menyebut irtifak ketinggian hilal masih di bawah ufuk antara 0,16-0,31 derajat, sedangkan rumus kontemporer Ephemeris menghitung irtifak hilal juga masih minus 0,32 derajat.

"Jadi, kitab Sullamun Nayyiren dan Irshodul Jadid menyimpulkan 1 Ramadhan pada hari Selasa tanggal 9 Juli, sedang dua kitab dan satu rumus modern menyimpulkan 1 Ramadhan jatuh pada hari Rabu 10 Juli," katanya.

Menyikapi hal itu, PWNU Jatim menunggu hasil rapat Badan Hisab dan Rukyat Provinsi Jatim, hasil Rukyatul Hilal pada 8 Juli 2013, dan hasil Isbat Menteri Agama pada hari yang sama.

"Kita tunggu, apakah bulan Syaban diistikmalkan, disempurnakan 30 hari, atau hilal mungkin dirukyat," katanya.

Nah, itu adalah 1 Romadhon 1434 H menurut Nahdlotul Ulama, lalu bagaimana menurut Muhammadiyah. Organisai Islam terbesar di Indonesia ini sudah mengeluarkan maklumat dengan Nomor 04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1434H.

1 Romadhon 1434 H Menurut Muhammadiyah
Isi maklumat tersebut adalah menetapkan bahwa 1 Romahon 1434 H jatuh pada hari Selasa Wage Tanggal 9 Juli 2013. Berikut kutipan resmi dari situ resmi Muhammadiyah http://www.muhammadiyah.or.id

Yogyakarta- Ijtima jelang Ramadhan 1434H, akan terjadi pada hari Senin Pon, 8 Juli 2013 mulai pukul 14:15:55WIB, sedangkan tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta adalah +0® 44’ 59”, dan hilal akan wujud membelah dari kawasan Indonesia. Dengan criteria Hisab Wujudul Hilal yang telah terpenuhi tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1434H akan jatuh pada Selasa Wage, 9 Juli 2013M.


Akankah ada perbedaan kembali tentang penetapan 1 Romadhon veri NU dan Muhammadiyah? Ada dan tidak adanya tidak perlu diperdebatkan. Toh, kita sudah terbiasa menjalankan ibadah puasa ataupun idul fitri berbeda hari antara pemerintah dan Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam lainnya. Yang kita perlukan sekarang adalah saling menjaga, saling menghormati, jangan sampai ibadah puasa kita ternodai oleh dendam dan benci hanya karena perbedaan tentang 1 Romadhon.